Kenanga dalam (bahasa Latin:
Cananga odorata) adalah nama bagi sejenis bunga dan pohon yang menghasilkannya.
Ada dua forma kenanga, yaitu macrophylla, yang dikenal sebagai kenanga biasa,
dan genuina, dikenal sebagai kenanga filipina atau ylang-ylang. Selain itu,
masih dikenal pula kenanga perdu (Cananga odorata fruticosa), yang banyak
ditanam sebagai hiasan di halaman rumah.
Cananga odorata fa.
macrophylla tumbuh dengan cepat hingga lebih dari 5 meter per tahun dan mampu
mencapai tinggi rata-rata 12 meter. Batang pohon kenanga lurus, dengan kayu
keras dan cocok untuk bahan peredam suara (akustik). Memerlukan sinar matahari
penuh atau sebagian, dan lebih menyukai tanah yang memiliki kandungan asam di
dalam habitat aslinya di dalam hutan tadah hujan. Daunnya panjang, halus dan
berkilau. Bunganya hijau kekuningan (ada juga yang bersemu dadu, tetapi
jarang), menggelung seperti bentuk bintang laut, dan mengandung minyak biang,
cananga oil yang wangi.
juga berupa pohon, tetapi
tidak setinggi pohon kenanga biasa. Kenanga perdu yang biasa ditanam di halaman
rumah, hanya bisa tumbuh paling tinggi tiga meter.
Kenanga biasa merupakan
tumbuhan asli di Indonesia dan ylang-ylang tumbuhan asli Filipina. Kenanga
lazim pula ditanam di Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia. Di Indonesia, bunga
kenanga banyak menempati peran di dalam upacara-upacara khusus misalnya dalam
upacara perkawinan.
1. Sebagai aromaterapi
Kandungan minyak atsiri yang
terdapat dalam kembang kenanga dapat dijadikan sebagai bahan alternatif untuk
pembuatan parfum aromaterapi. Kandungan minyak tersebut dipercaya mampu
membantu dalam pengaturan kelenjar adrenalin, yang terdapat dalam sistem syaraf
yang.
Pada akhirnya dapat
memberikan efek seperti timbulnya perasaan tenang, senang, serta menghilangkan
perasaan panik, gelisah, maupun marah.
2. Membantu mengatasi kulit kering
Ekstrak kembang kenangan
yang memiliki warna hijau kekuning-kuningan biasanya digunakan sebagai bahan
dasar dalam pembuatan sabun. Biasanya digunakan untuk menyeimbangkan kadar
minyak pada kulit kita. Hal ini sangat cocok digunakan bagi mereka yang memiliki
jenis kulit yang kering.
3. Sebagai bahan luluran
Sejak zaman dahulu, manfaat
kembang kenanga telah banyak digunakan berbagai kalangan masyarakat, terutama
bagi keluarga bangsawan sebagai bahan untuk perawatan tubuh, misalnya saja
luluran maupun masker. Yaitu dengan cara memanfaatkan kandungan minyak yang
terdapat dalam kembang kenanga untuk membantu mendapatkan kulit maupun wajah
yang halus dan lembut.
4. Mencegah bau badan
Bau badan yang tidak sedap
dapat diatasi dengan mengkonsumsi ramuan yang berasal dari kembang kenanga
sebanyak 15 gram dan gula batu secukupnya dalam 600 cc air bersih hingga air
rebusan hanya tersisa separuhya saja. Setelah disaring segeralah untuk
mengkonsumsi ramuan tersebut.
5. Membantu penyembuhan penyakit kuning
Menurut seorang pengembang
Kesehatan Masyarakat di RS Bethesda, Yogyakarta yang bernana R. Broto Sudibyo
menyatakan bahwa, manfaat kembang kenang dapat digunakan untuk membantu
mengobati penyakit kuning biasa yang tidak disebabkan oleh hepatitis. Ramuan
kembang kenangan tersebut hampir tidak memiliki efek samping apapun.
Caranya adalah dengan cara
menyedur +/- 3 kuntum kembang kenanga dengan air panas. Tunggu beberapa waktu
hingga air seduhan tersebut menjadi dingin. Selanjutnya penderita penyakit
kuning bisa meminum air seduhan tersebut +/- 1/3 gelas sebanyak 3 kali dalam
sehari.
6. Untuk mengatasi demam saat nifas
Seorang wanita yang sedang
dalam masa nifas kerap kali mengalami gangguan kesehatan seperti timbulnya
demam. Hal ini bisa diatasi dengan menggunakan ramuan yang berasal dari kembang
kenanga yang ditumbuk halus bersama dengan bahan lainnya seperti kembang turi
merah, jahe, kunyit, kencur, serta asam.
Setelah halus tambahkan
sedikit garam dan air bersih lalu terapkan ramuan tersebut sebagai tapal di
perut atau juga bisa dioleskan sebagai obat gosok pada daerah punggung. Lakukan
hal ini secara rutin 2 kali dalam sehari.
7. Dapat membantu mengobati encok (rematik)
Untuk mengatasi gangguan
encok atau yang sering juga disebut sebagai rematik, biasanya menggunakan
kembang kenanga yang belum mekar +/- 12 kuntum untuk kemudian ditumbuk halus
bersama bahan lainnya seperti daun srikaya +/- 30 gram, daun ketapang +/- 20
gram, jahe +/- 20 gram, merica sebanyak 10 butir, serta kapur sirihuntuk
kemudian diterapkan sebagai obat gosok pada bagian tubuh yang terasa sakit.
Sebaiknya hal ini dilakukan minimal 2 kali dalam sehari.
Untuk mengatasi rasa tak
nyaman setelah digigit serangga, kita bisa menggunakan hasil tumbukan bunga
kenanga +/- 2 kuntum, 10 kuntum bunga melati, serta 1 kuntum bunga mawar. Lalu
tambahkan sedikit minyak kelapa. Setelah itu terapkan ramuan tersebut pada bagian
yang tergigit oleh serangga.
9. Mengobati scabies
Kembang kenanga juga dapat
digunakan untuk mengobati gangguan scabies atau yang biasa dikenal dengan
sebutan penyakit kudis. Caranya adalah dengan cara mengoleskan hasil tumbukan
+/- 50 gram kembang kenanga yang dipanaskan sebentar dengan minyak goreng pada
kulit yang terkena gangguan tersebut.
10. Untuk mengobati sakit kepala
Jika Anda merasa sakit
kepala, cobalah untuk merebus kembang kenanga dan jahe yang telah diiris
masing-masing +/- 15 gram bersama dengan 400 cc air. Biarkan mendidih dan
airnya tersisa separuhnya. Segeralah untuk meminum ramuan tersebut selagi masih
dalam kondisi hangat.
11. Mengobati malaria
Penyakit malaria ternyata
juga dapat diatasi dengan rutin mengkonsumsi ramuan herbal yang berasal dari
rebusan bunga kenanga yang telah dikeringkan +/- 3 kuntum dengan air bersih
sebanyak 200 cc. Setelah agak dingin saring lalu minum.
12. Untuk mengobati sesak nafas (asma)
Gangguan sesak nafas yang
terjadi akibat asma dapat diatasi dengan rutin mengkonsumsi ramuan herbal yang
berasal dari rebusan kembang kenanga sebanyak 15 gram dengan 200 cc air hingga
airnya hanya tersisa +/- 100 cc saja. Lakukan hal tersebut sebanyak 2 kali
dalam sehari.
13. Mengobati bronkitis
Bronkitis atau peradangan
pada saluran pernafasan dapat diatasi dengan menggunakan ramuan yang berasal
dari kembang kenanga yang direbus bersama dengan umbi bunga lili yang telah
kering dengan beberapa cc air. Rebus hingga kadar air rebusan hanya tinggal separuhnya
saja. Konsumsi ramuan tersebut selagi masih hangat sebanyak 2 kali dalam
sehari.
14. Mengobati batuk
Batuk rejan atau yang biasa
disebut dengan pertusis dapat diatasi dengan mengkonsumsi secara teratur ramuan
yang berasal dari rebusan kembang kenanga, umbi dari bunga lili yang telah
dikeringkan, serta kulit jeruk mandarin dengan beberapa cc air bersih. Rebus
hingga air hanya tinggal separuhnya saja. Konsumsi ramuan tersebut selagi
hangat.
15. Untuk mengatasi gangguan keputihan
Keputihan yang sangat
mengganggu juga dapat diatasi dengan menggunakan ramuan yang berasal dari air
rebusan kembang kenanga yang dicampur dengan kulit buah delima sebanyak 2
hingga 3 kali sehari.
16. Untuk mengobati gangguan saluran kencing
Ramuan yang berasal dari
rebusan manfaat kembang kenanga sebanyak 20 gram, daun kumis kucing, sambiloto,
serta daun sendok masing-masing sebanyak 30 gram yang direbus dengan 1 liter
air bersih hingga airnya hanya tersisa separuhnya. Konsumsi ramuan tersebut
secara teratur 2 kali sehari.
Sejarah Jakarta bermula dari sebuah
bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama
berabad-abad kemudian kota bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan
internasio-nal yang ramai.
Ringkasan Sejarah
Pengetahuan awal mengenai Jakarta
terkumpul sedikit melalui berbagai prasasti yang ditemukan di kawasan bandar
tersebut. Keterangan mengenai kota Jakarta sampai dengan awal kedatangan para
penjelajah Eropa dapat dikatakan sangat sedikit.
Laporan para penulis Eropa abad ke-16 menyebutkan sebuah kota bernama Kalapa, yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu bernama Sunda, beribukota Pajajaran, terletak sekitar 40 kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang. Bangsa Portugis merupakan rombongan besar orang-orang Eropa pertama yang datang ke bandar Kalapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa.
Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian menguasai Jayakarta.
Nama Jayakarta diganti menjadi Batavia. Keadaan alam Batavia yang berawa-rawa mirip dengan negeri Belanda, tanah air mereka. Mereka pun membangun kanal-kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir. Kegiatan pemerintahan kota dipusatkan di sekitar lapangan yang terletak sekitar 500 meter dari bandar.
Mereka membangun balai kota yang anggun, yang merupakan kedudukan pusat pemerintahan kota Batavia. Lama-kelamaan kota Batavia berkembang ke arah selatan. Pertumbuhan yang pesat mengakibatkan keadaan lilngkungan cepat rusak, sehingga memaksa penguasa Belanda memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi letaknya. Wilayah ini dinamakan Weltevreden.
MENGAMATI kota Jakarta bagaikan membaca catatan panjang yang merekam berbagai kejadian masa lalu. Berbagai bangunan dan lingkungan di Jakarta menyimpan jejak-jejak perjalanan masyarakatnya, bagaimana mereka bersikap menghadapi tantangan zamannya, memenuhi kebutuhan hidupnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ia menyimpan suka-duka dan pahit-manisnya perkembangan, di mana kita dapat menyerap pelajaran yang berharga.
Jakarta, Ibukota Republik Indonesia, memiliki banyak rekaman sejarah. Antara lain dalam bentuk bangunan maupun lingkungan. Di dalamnya tercermin upaya masyarakat masa lalu dalam membangun kotanya yang tak luput dari berbagai masalah dari zaman ke zaman.
“Jika kita memandang kota Jakarta sekarang, mungkin sulit terbayang bahwa ribuan tahun yang lalu kawasan ini masih baru terbentuk dari endapan lumpur sungai-sungai yang mengalir ke Jakarta. Misalnya Kali Ciliwung, Kali Angke, Kali Marunda, Kali Cisadane, Kali Besar, Kali Bekasi dan Kali Citarum. Usia dataran Jakarta kini diperkirakan 500 tahun berdasarkan geomorfologi, ilmu lapisan tanah.
Endapan ini membentuk dataran dengan alur-alur sungai yang menyerupai kipas. Dataran ini setelah mantap lama kelamaan dihuni orang dan terbentuklah beberapa kelompok pemukiman, di mana salah satunya kemudian berkembang menjadi pelabuhan besar, ” kata Muhammad Isa Ansyari SS, Sejarawan Terkemuka di Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemda DKI Jakarta.
Ia menuturkan, kota Jakarta merupakan kota yang berkembang dengan cepat sejak mendapat peran sebagai Ibukota Rl. Perkembangan itu disebabkan oleh faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang saling menjalin satu sama lain.
Bermula dari sebuah lingkungan pemukiman kecil dengan kegiatan hidup terbatas, dan kemudian berkembang menjadi lingkungan pemukiman megapolitan dengan berbagai kegiatan yang amatkompleks. Dalam paparan sejarah pertumbuhannya, di mana pemerintah kotanya silih berganti dan kondisi masyarakatnya sangat majemuk, baik dari suku bangsa, ras dan agama berikut berbagai aspek kehidupannya, warga kotanya tetap membangun tempat bermukim dan berkehidupan mereka sesuai dengan kemampuan dana, daya dan teknologi yang mereka miliki.
Sejarah Jakarta
Peta Batavia tahun 1897, Muhammad Isa Ansyari SS mengungkapkan sejarah kota Jakarta dimulai dengan terbentuknya sebuah pemukiman di muara Ciliwung. Menurut berita Kerajaan Portugal pada awal abad ke-15, pemukiman tersebut bernama “Kalapa” dan merupakan sebuah Bandar penting di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran, yang pusatnya pada waktu itu berada di Kota Bogor.
“Di Kerajaan Pajajaran, Bogor, itu kini masih terdapat prasasti peninggalan abad ke-16. Nama prasasti itu “Sato Tulis”, peninggalan Rahyang Niskala Watu Kencana, Namun oleh orang Eropa Bandar tersebut lebih dikenal dengan nama Sunda Kalapa, karena berada di bawah kekuasaan Sunda,” kata Muhammad Isa Ansyari SS.
Dalam sejarah, ujar Sejarawan Terkemuka Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemda OKI Jakarta itu, Bandar Malaka ditaklukkan Kerajaan Portugal pada 1511. Tujuan Portugal ketika itu adalah mencari jalur laut untuk mencapai kepulauan Maluku, sumber rempah-rempah. Maka pada 1522 mendaratlah kapal utusan dari Malaka di bawah pimpinan Francesco De Sa.
Menurut laporan Francesco De Sa terjadi perundingan dengan pemuka Bandar Kalapa yang berada di bawah kekuasaan Raja Sunda yang beragama Hindu. Sementara itu di Jawa Tengan dengan surutnya Kerajaan Majapahit berkembanglah Kerajaan Islam di Demak. Kerajaan Islam itu kemudian menyerang Kerajaan Sunda di Jawa Barat meliputi Cirebon, Banten, Kalapa dan lain-lain. Mengingat kurangnya sumber-sumber asli Jawa Tengah tnengenai peristiwa itu, maka kita terpaksa berpaling kepada berita Kerajaan Portugal yang pada akhirnya tidak saja berlabuh di Maluku tetapi juga Kerajaan Portugal ini merapatdi Timor Timur, menyatakan bahwa pada 1526-1527 sebuah armada Portugal telah mengunjungi Sunda Kalapa untuk memenuni perfanjian tahun 1522. “Ternyata mereka belum mengetahui bahwa telah terjadi perubahan kekuasaan dari Kerajaan Pajajaran ke Kerajaan Banten, yaltu orang-orang dari Jawa Tengah yang beragama Islam .Ivlenurut berita yang mereka dapat, nama Pangtima yang diberikan adalah Falatehan, sebutan mereka untuk nama Fatahillah,” ujar Muhammad Isa Ansyari SS.
Masa Prasejarah
Di beberapa tempat di Jakarta seperti Pasar Minggu, Pasar Rebo, Jatinegara, Karet, Kebayoran, Kebon Sirih, Kebon Nanas, Cawang, Kebon Pala, Rawa Belong, Rawa Lefe, Rawa Bangke, ditemukan benda-benda pra sejarah seperti kapak, beliung, gurdi, dan pahat dari batu. Alat-alat tersebut berasal dari zaman batu atau zaman neolitikum antara tahun 1000 SM. Jadi, pada masa itu sudah ada kehidupan manusia di Jakarta.
“Dan seperti daerah latnnya, di Jakarta juga ditemukan prasasti. Prasasti Tugu ditemukan di Cilineing. Prasasti itu sarat informasi tentang Kerajaan Tarumanegara dengan Raja Purnawarman. Menurut prasasti itu, Jakarta merupakan wilayah Kerajaan Tarumanegara, kerajaan tertua di Puiau Jawa, di samping Bogor, Banten, Bekasi sampai Citarum di sebelah timur dan Giaruten,” kata Muhammad isa Ansyari SS.
Kronologis Peristiwa Penting
Pada 686 Masehi. Kerajaan Tarumanegara hancur akibat serangan balatentara Kerajaan Sriwijaya. Abad ke-14, Jakarta masuk ke wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran yang sering disebtit Kerajaan Pajajaran, atau Kerajaan Sunda. Kerajaan Pajajaran memiiiki enam petabuhan, diantaranya pelabuhan Sunda Kalapa. Kota pelabuhan ini terletak di Teluk Jakarta – di muara sungai Citiwung – yang merupakan pusat perdagangan paling penting seiak abad ke-12 hingga ke-16.
Senin, 21 Agustus 1522. Begitu pentingnya, Sunda Kalapa tak luput dari incaran orang-orana Portugis yang sejak tahun 1511 sudah bercokol di daratan Malaka. Keinginan mereka mendapatkan sambutan baik dari Raja Pajajaran. Selain berkepentingan soal perdagangan, Raja Pajajaran juga bermaksud meminta bantuan orang-orang Portugis dalam menghadapi orang-orang Islam, yang sudah banyak pengikutnya di Banten dan Cirebon. Demak, kala itu, sudah menjadi pusat kekuatan dan penyebaran agama Islam.
Perjanjian kerjasama pun ditandatangani antara Raja Pajajaran dan orang Portugis. Isinya orang Portugis ditzinkan mendirikan benteng di Sunda Kalapa, yang ditandai di tepi sungai Ciliwung. Rabu 22 Juni 1527. Perjanjian itu tak dapat diterima Demak, Kerajaan Islam yang saat itu sedang berada di puncak kejayaan.
“Sultan Demak mengirimkan balatentaranya, yang dipimpin sendiri oleh menantunya, Fatahillah. Pasukan Fatahillah berhasil menduduki Sunda Kalapa pada 1527. Tatkala armada Portugal datang, pasukan Fatahillah menghaneurkannya. Sia-sia armada Portugal itu hengkang Ke Malaka,” ujar Muhammad Isa Ansyari SS.
Dengan kemenangan itu Fatahillah menggantt nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Artinya “Kemenangan Berjaya”. Itulah peristiwa bersejarah yang ditetapkan sebagai ‘hari jadl’ Kota Jakarta. Kekuasaan Jayakarta akhirnya berada di tangan Fatahillah, dan makin meluas sampai ke Banten menjadi Kerajaan Islam.
Tahun 1595. Cornells de Houtman dan anak buahnya tiba di perairan Banten. Orang-orang Belanda itu datang mencari rempah-rempah. Persaingan di antara mereka makin ketat dibumbui permusuhan.
Rabu 20 Maret 1602 seorang token dan negarawan Kerajaan Belanda, Johati van Oldenbarneveld, mengambil suatu prakarsa mengumpulkan para pedagang Belanda dalam suatu wadah. Berdirilah serikat dagang Verenigde Oost Indische Compaqnie atau VOC. VOC merupakan wadah konglomerat zaman dulu.
Tahun 1617. Orang-orang Kerajaan Belanda diizinkan berdagang di Jayakarta. Mereka memperoleh sebidang tanah di sebelah timur sungai Ciliwung, di perkampungan Cina. Di situ mereka membangun kantor dan benteng. Kubu pertahanan Kerajaan Belanda itu tak disukai orang Jayakarta, Banten maupun Kerajaan Inggris. Mereka kemudian berperang.
Tahun 1619. Terjadi pertempuran sengit segitiga antara Kerajaan Belanda, Kerajaan Inggris dan Kerajaan Portugal di pelabuhan Sunda Kalapa. Suasana Teluk Jayakarta itu sekejab menjadi merah api dan merah darah. Di laut teluk banyak bergelimpangan mayat-mayat serdadu Kerajaan Belanda dan Kerajaan Portugal setelah kedua negara kerajaan itu habis digempur pasukan laut Kerajaan Inggris. Inggris menang dalam perang itu.
Kamis, 30 Mei 1619, JP Goen menaklukkan kembali sekaligus menguasai Jayakarta. Saat itu armada Kerajaan Inggris sudah tidak ada lagi karena telah berangkat berlayar menuju Australia, meninggalkan Jayakarta. Sedang armada (laut Kerajaan Portugal pergi menuju ke wilayah ujung timur Nusantara, tepatnya di Timor Timur.
“Jayakarta pada tahun tersebut memasuki lembaran baru. Nama Jayakarta diubah Kerajaan Belanda menjadi Batavia. Nama Batavia ini berasal dari nama Batavieren, bangsa Eropa yang menjadi nenekmoyang Kerajaan Belanda,” tukas Muhammad Isa Ansyari SS.
VOC mula-mula menjadikan Batavia sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan. Dengan kepiawaian kompeni lewat intrik dan politik adu domba atau cfewtte et impera terhadap raja-raja di Nusantara. Seluruh wilayah Nusantara dijarahnya. Kejayaannya pun berlangsung cukup lama.
Tahun 1798. VOC jatuh dan dibubarkan. Kekuasaan, harta benda dan utangnya yartg 134,7 juta gulden diambil alih Pemerintahan Kerajaan Belanda. Rabu, 1 Januari 1800, Indonesia sejak itu diperintah langsung oleh Pemerintah Kerajaan Belanda. Suatu majelis untuk urusan jajahan Asia lalu didirikan.
Namun, awal Maret 1942, Kerajaan Jepang merebut kekuasaan dari Kerajaan Belanda pada Perang Dunia ke-2. Nama Batavia dikubur balatentara Kerajaan Jepang. Dan, nama Jakarta menggantikannya sampai sekarang. (sumber : majalah amanah)
Kota Jakarta – Kota pelabuhan yang terletak di Teluk Jakarta di kawasan Sungai
Ciliwung, dengan pelabuhan Sunda Kelapa erat hubungannya sebagai sejarah
asal usul Kota Jakarta, yang merupakan pusat perdagangan sangat penting
sejak abad ke 12 hingga abad ke 16.
Sejak tahun 1511 orang-orang
Portugis sudah bercokol didaratan Malaka. Perhatian orang-orang Portugis untuk
berdagangan, mendapat sambutan baik Raja Penjajaran yang menguasai Sunda Kelapa
kala itu. Untuk mendapat bantuan dalam menghadapi orang-orang islam yang pada
waktu itu pengikutnya sudah banyak di Banten dan di Cirebon. Pada waktu itu
secara bersamaan Demak sudah menjadi Pusat kekuasaan islam.
Kemudian di adakan perjanjian
kerja sama antara raja penjajaran dengan orang Portugis tahun 1522. Dalam
perjanjian itu dinyatakan bahwa orang-orang Portugis di bolehkan mendirikan
benteng di Sunda Kelapa. Sebuah tugu di bangun di tepi sungai Ciliwung,
menandai perjanjian itu.
Tetapi perjanjian itu tidak dapat
diterima oleh kerajaan islam di Demak. Yang saat itu berada di puncak kejayaannya.
Kemudian Sultan Demak mengirimkan bala tentaranya di bawah pimpinan menantunya
yang bernama Fatahillah.
Pasukan Fatahillah berhasil
menduduki Kota Pelabuhan Sunda Kelapa pada tahun 1527. Ketika armada Portugis
datang, pasukan Fatahillah menghancurkannya, sisa-sisa armada Portugis itu
melarikan diri ke Malaka. Kemudian kemenangan itu, Fatahillah mengganti nama
Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang artinya “Kemanangan Yang Berjaya”, menurut
perhitungan, hal itu terjadi pada tanggal 22 Juni 1527. Itulah sebabnya hari
tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Kota Jakarta.
Keragaman Penduduk
Terusan Suez di buka tahun 1870 untuk mempersingkat pelajaran dari Eropa ke Asia. Sejak saat itu banyak orang-orang Belanda datang ke Indonesia. Mereka datang dengan membawa keluarganya dan membawa hasil-hasil teknologi waktu itu antara lain mobil, sepeda motor dan kereta api, tren kuda, angkutan umum yang sudah ada sejak tahun 1869.
Terusan Suez di buka tahun 1870 untuk mempersingkat pelajaran dari Eropa ke Asia. Sejak saat itu banyak orang-orang Belanda datang ke Indonesia. Mereka datang dengan membawa keluarganya dan membawa hasil-hasil teknologi waktu itu antara lain mobil, sepeda motor dan kereta api, tren kuda, angkutan umum yang sudah ada sejak tahun 1869.
Indonesia pada waktu itu menjadi
tujuan dari impian orang Belanda. Karena beranggapan disinilah mereka bisa
menjadi kaya, karena tanahnya yang subur menghasilkan daun tembakau, teh, kopi,
kelapa sawit, karet dan bahan tambang untuk diangkut ke Eropa.
Para tenaga kerja yang bisa
dikerjakan mengolah kekayaan alam, pihak Belanda mengambil orang pribumi yang
semakin hari semakin miskin. Orang pribumi masih kurang memadai oleh orang
Belanda, sehingga di import orang-orang keeling (India) di samping orang-orang
cina, orang-orang keeling yang diimport ini sama nasib dan deritanya
orang-orang kuli kontrak. Untuk orang keeling sejarah menampakkan semakin
menyusut di tahun sejarah hingga sekarang ini keturunannya hanya tinggal
sedikit di Sumatera Timur. Mereka tidak semantap orang cina yang bekerja di
perkebunan.
Disamping itu orang-orang Arab
Saudi menjajahkan kakinya sejak abad ke 15. Umumnya datang untuk berdagang.
Keahlian orang Arab ini dimanfaatkan oleh Kolonial Belanda. Orang-orang Arab
sama kedudukannya dengan orang-orang cina.
Makanan Khas Daerah : Timpan, Masak udang cumi, Gulai Aceh,Daging masak pedas,
Korma kambing, Sie Reubeouh cuka, Gulai
kepala ikan, Meuseukat, Kanji
Rumbi,dll.
Tarian Tradisional : Tari Seudati, Tari Saman,
Tari Ranup Lam Puan, Tari Meuseukat, Tari Kipah Sikarang Aceh, Tari Aceh
Gempar, Tari Mulia Ratep Aceh, Tari Rapai Geleng Aceh, Tari Turun Kuaih Aunen
Aceh, Tari Bungong Seulanga Aceh, Tari Seudati Ratoh Aceh, Tari Nayak Padi Aceh,
Tari Saman Jaton Aceh, Tari Kipah Sitangke Aceh, Tari Dodaidi Aceh, Tari Likok
Puloe Aceh, Tari Didong Gayo Aceh, Tari Tarek Pukat Aceh, Tari Aceh Ek U Gle,
Tari Aceh Dara Meukipah Tari Aceh Top Pade.
Rumah Adat : Rumoh Aceh, Rumah Krong Pade atau Berandang
Senjata Tradisional : Rencong, Sikin Panyang, Klewang dan Peudeung oon Teubee.
Rumah Adat : Rumoh Aceh, Rumah Krong Pade atau Berandang
Senjata Tradisional : Rencong, Sikin Panyang, Klewang dan Peudeung oon Teubee.
Lagu Daerah :Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit,
Sepakat Segenap.
Suku : Aceh, Gayo, Alas, Kluet, Melayu
Tamiang, Haloban, Devayan, Sigulai, Julu, Singkil, Aneuk Jamee, Simelue, dan
Pulau
Bahasa Daerah : Aceh Gayo, Alas, Aneuk Jamee, Tamiang, Devayan, Simeulue.
Pakaian Adat : Pidie dan Pakaian Adat Tradisional Ulee Balang
Bahasa Daerah : Aceh Gayo, Alas, Aneuk Jamee, Tamiang, Devayan, Simeulue.
Pakaian Adat : Pidie dan Pakaian Adat Tradisional Ulee Balang
Pakaian adat tradisional Aceh biasa adalah Ulee Balang, pakaian
tersebut biasanya digunakan oleh para raja dan keluarganya.
Identitas Daerah : Flora : Bungong Jeumpa (Michelia Champaca), Fauna : Cicimpala Kuning (copsychus pyrropygus)
Alat Musik Tradisional : SERUNE KALEE (sumber bunyi : Aerofon, DITIUP SERTA TERDAPAT LUBANG YANG DIMAINKAN DENGAN JARI SEBAGAI PENGATUR NADA),Canang, Geunderang, Gong, Rapa-ii, Rifai
Julukan : Kota Serambi Mekkah
2.Provinsi Sumatera Utara (SUMUT) Ibukota nya adalah Medan
Makanan Khas Daerah : Lalamak, Sagsang, Bika Ambon, Tasak Telu, Anyang, Gulai Tumbuk Daun Singkong, Mie Keling, Palai Bada Sibolga,dll
Tarian Tradisional : Tari Serampang Dua Belas,Tari Tor Tor, Tari Terang Bulan (Karo) Tari Maena (Nias), Tari Pesta Gembira, Tari Karo Lima Serangkai, Tari Kuala Deli Tanjung Katung Medan, Tari Dembas Simenguda Tapanuli, Tari Kemuliaan Man Dibata Karo, Tari Bolo-Bolo Karo, Tari Begu Deleng Sumatera Utara, Tari Ngari-ngari Karo.
Rumah Adat : Rumah Bolon
Senjata Tradisional : Piso Surit, Hujur, Podang, Belati, Piso Gaja Dompak.
Lagu Daerah : Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le
Pongpong, Bungo Bangso, Butet, Dago Inang Sarge, Lisoi, Madekdek Magambiri,
Mariam Tomong, Nasonang Dohita Nadua, Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga Tacinto,
Sinanggar Tulo, Sing Sing So, Tapian Nauli
Suku : Batak Karo, Batak Simalungun,
Batak Fakfak, Batak Angkola, Batak Toba, Melayu, Nias, Batak Mandailing, dan
Maya-maya
Bahasa Daerah : Batak
Pakaian Adat : Karo dan Ulos
Ulos dianggap oleh masyarakat suku Batak Karo sebagai ajimat yang mempunyai daya magis tertentu.
Identitas Daerah : Flora : Bunga Kenanga (Canaga Odorata), Fauna : Beo Nias (Gacula Religiusa Robusta)
Alat Musik Tradisional : ARAMBA (sumber bunyi : Ideofon, DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS),Doli-doli, Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan, Kendang Melayu, Gedumba atau Marwas
Julukan : Kota Melayu Deli
Bahasa Daerah : Batak
Pakaian Adat : Karo dan Ulos
Ulos dianggap oleh masyarakat suku Batak Karo sebagai ajimat yang mempunyai daya magis tertentu.
Identitas Daerah : Flora : Bunga Kenanga (Canaga Odorata), Fauna : Beo Nias (Gacula Religiusa Robusta)
Alat Musik Tradisional : ARAMBA (sumber bunyi : Ideofon, DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS),Doli-doli, Faritia, Garantung, Gonrang, Hapetan, Kendang Melayu, Gedumba atau Marwas
Julukan : Kota Melayu Deli
3.Provinsi Sumatera Barat (SUMBAR) Ibukota nya adalah Padang
Makanan Khas Daerah : Rendang Padang, Lepat ketan, Gulai Pangek, Paniaram, Daging Asam Padeh, Ayam bakar Padang,dendeng balado, sate padang dll.
Tarian Tradisional : Tari Baralek Gadang, Tari Indang Minangkabau, Tari Rantak Minangkabau, Tari Galombang Minangkabau, Tari Piring Kubu Durian Padang, Tari Pasambahan Minang, Tari Indang Badinding,Tari Sabalah Sumatera Barat, Tari Payuang Padang, Tari Alang Babega Minangkabau, Tari Ambek Ambek Koto Anau Sumatera Barat, Tari Lilin, Tari Kain Pasisia Salatan, Tari Selendang Minangkabau, Tari Barabah Minangkabau, Tari Galombang Pasambahan, Tari Panen, Tari Rancak Minangkabau, Tari Tudung Saji Minangkabau, Tari Rancak Di Nan Jombang, Tari Payung Duo
Rumah Adat : Rumah Gadang
Senjata Tradisional :Karih, Kerambit (di Minang disebut kurambiak/karambiak), Belati, Tombak, Ruduih, Piarit
Lagu Daerah : Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung
Palinggam, Kambanglah Bungo, Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka Parak Tingga, Malam
Baiko, Kampuang nan Jauh di Mato, Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang,
Rang Talu
Suku : Minangkabau, Melayu, dan
Mentawai, Tanjung Kato, Panyali, Caniago, Sikumbang, dan Gusci
Bahasa Daerah : Minang
Pakaian Adat : Batu Sangkar, Pakaian Penghulu, Pakaian Adat Bundo Kanduang, Baju Kurung. Lambak Ampek
Identitas Daerah : Flora : Pohon Andalan (Morus Macroura), Fauna : Kuau Besar (Agusianusargus)
Alat Musik Tradisional : SALUANG (sumber bunyi : Aerofon, DITIUP SERTA TERDAPAT LUBANG YANG DIMAINKAN DENGAN JARI SEBAGAI PENGATUR NADA), Talempong.
Julukan : Kota Tercinta
Pakaian Adat : Batu Sangkar, Pakaian Penghulu, Pakaian Adat Bundo Kanduang, Baju Kurung. Lambak Ampek
Identitas Daerah : Flora : Pohon Andalan (Morus Macroura), Fauna : Kuau Besar (Agusianusargus)
Alat Musik Tradisional : SALUANG (sumber bunyi : Aerofon, DITIUP SERTA TERDAPAT LUBANG YANG DIMAINKAN DENGAN JARI SEBAGAI PENGATUR NADA), Talempong.
Julukan : Kota Tercinta
4.Provinsi Riau Ibukota nya adalah Pekan Baru
Makanan Khas Daerah :
Tarian Tradisional : Tari Joged Lambak, Pedang Jenawi, Tari Pembubung, Tari Sinar, Tari Lenggang Melayu, Tari Zapin Sekampung, Tari Zapin, Tari Zapin Kampung Melayu Pekan Baru, Tari RiuhTambourine.
Rumah Adat : Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar.
Senjata Tradisional : PedangJenawi, Badik Tumbuk Lada.
Lagu Daerah :Soleram, Kebangkitan Melayu, Tanjung
Katung, Bungo Cempako, Lancang kuning, Ayam Putih Pungguk, Makan Sirih, Uyang
Bagan Tak Ondak Belaya, Mak Long, Tuanku Tambusai, Pak Ngah Balek, Puteri
Tujuh, Dedap Durhaka, Kutang Barendo.
Suku : Melayu, Akit, Talang Mamak,
Hutan, Sakai, Laut, Bunoi,
Bahasa Daerah : Melayu
Pakaian Adat : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
Identitas Daerah : Flora : Nibung (Oncosperma Tigilarium ), Fauna : Srindit (Loriculus Pusillus)
Alat Musik Tradisional : GAMBUS (sumber bunyi : Kordofon, DIPETIK DENGAN MENGGUNAKAN JARI, SERTA MEMAINKAN NADA DENGAN MENGGUNAKAN JARI), Rebana, Saluang dan Talempong.
Julukan : Kota Bertuah
Pakaian Adat : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
Identitas Daerah : Flora : Nibung (Oncosperma Tigilarium ), Fauna : Srindit (Loriculus Pusillus)
Alat Musik Tradisional : GAMBUS (sumber bunyi : Kordofon, DIPETIK DENGAN MENGGUNAKAN JARI, SERTA MEMAINKAN NADA DENGAN MENGGUNAKAN JARI), Rebana, Saluang dan Talempong.
Julukan : Kota Bertuah
5.Provinsi Kepulauan Riau Ibukota nya adalah Tanjung Pinang
Tarian Tradisional : Tari Tandak,Tari Persembahan, Tari Madah Gurindam Tanjung Pinang, Tari Tabal Gempita, Tarian Gamelan.
Rumah Adat : Rumah Selaso Jatuh Kembar
Senjata Tradisional : Ulu Kundit, Pedang Jenawi,
Lagu Daerah : Segantang Lada
Suku : Melayu, Siak, Sakai, Kubu, Kerinci, Bajau, Batin, Penghulu, dll.
Bahasa Daerah : Melayu
Pakaian Adat : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna : Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)
Alat Musik Tradisional : GENDANG PANJANG (sumber bunyi : Membranofon,DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)
Julukan : Kota Gurindam,
Negeri Pantun, Kota Bestari
Pakaian Adat : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna : Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)
Alat Musik Tradisional : GENDANG PANJANG (sumber bunyi : Membranofon,DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)
Julukan : Kota Gurindam,
Negeri Pantun, Kota Bestari
6.Provinsi Jambi Ibukota nya adalah Jambi
Makanan Khas Daerah : Tempoyak, Gulai Rebung Jambi, Putri Kandis Pelangi, dll.
Tarian Tradisional : Tari Sekapur Sirih, Tari Selampit Delapan, Tari Rentak Besapih, Tari Kipas Keprak, Tari Tauh, Tari Selaras Pinang Masak, Tari Selendang Mak Inang, Tarian Magis Gadis.
Rumah Adat : Rumah Panjang
Senjata Tradisional : Keris, pedang, Tombak, dan Sampitan
Lagu Daerah : Batanghari, Soleram,
Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang Mayang
Suku : Batin, Kerinci, Penghulu,
Pedah, Melayu, Jambi, Kubu, dan Bajau
Bahasa Daerah : Kubu, Kerinci, Batin, Melayu, Bajau
Pakaian Adat : Jambi
Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna : Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)
Alat Musik Tradisional : GAMBUS (sumber bunyi : Kordofon, DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA)
Bahasa Daerah : Kubu, Kerinci, Batin, Melayu, Bajau
Pakaian Adat : Jambi
Identitas Daerah : Flora : Pinang Merah (Cyirtsotachys Renda), Fauna : Harimau Sumatera (Pantera Tigris Sumatraesis)
Alat Musik Tradisional : GAMBUS (sumber bunyi : Kordofon, DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA)
7.Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) Ibukota
nya adalah Palembang
Makanan Khas Daerah : Pempek Palembang, Tekwan, Burgo, Sate
Pentul, Mie Celor
Obyek Wisata : Danau Ranau, Pulau Kemaro, Taman Purbakala Geding Suryo, Gunung Dempo, Bukit Salero, Museum Timah, Pantai Matras, Pantai Tanjung Kelayang, Pusat Tenun Songket, Kawah Tengkurep, Air Terjun Tenag,dll.
Tarian Tradisional : Tari Tanggai, Tari Putri Bekhusek, Tari Kelindan Sumbay, Tari Kipas Linggau Tarian Pagar Pengantin
Palembang, Tari Gending Sriwijaya
Rumah Adat : Rumah Limas
Senjata Tradisional : Keris, tombak, pedang, badik
Rumah Adat : Rumah Limas
Senjata Tradisional : Keris, tombak, pedang, badik
Lagu Daerah : Cuk Mak Ilang, Dek
Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile, Tari Tanggai
Suku : Melayu, Kikim, Semenda,
Komering, Pasemah, Lintang, Pegagah, Rawas, Sekak Rambang, Lembak, Kubu, Ogan,
Penesek Gumay, Panukal, Bilida, Musi, Rejang, dan Ranau
Bahasa Daerah : Melayu
Palembang
Pakaian Adat : Aisan Gede
Identitas Daerah : Flora : Duku (Lansium Domesticun), Fauna : Belida (Notoptenuschitala)
Alat Musik Tradisional : ACCORDION (sumber bunyi : Aerofon, DENGAN MENGGUNAKAN KEDUA TANGAN, TANGAN YANG SATU SEBAGAI PENGATUR ALUNAN SUARA SEDANGKAN TANGAN YANG SATU LAGI SEBAGAI PENGATUR NADA)
Julukan : Kota Pempek dan Bhumi Sriwijaya
Pakaian Adat : Aisan Gede
Identitas Daerah : Flora : Duku (Lansium Domesticun), Fauna : Belida (Notoptenuschitala)
Alat Musik Tradisional : ACCORDION (sumber bunyi : Aerofon, DENGAN MENGGUNAKAN KEDUA TANGAN, TANGAN YANG SATU SEBAGAI PENGATUR ALUNAN SUARA SEDANGKAN TANGAN YANG SATU LAGI SEBAGAI PENGATUR NADA)
Julukan : Kota Pempek dan Bhumi Sriwijaya
8.Provinsi Bangka Belitung (BABEL) Ibukota nya adalah Pangkal Pinang
Makanan Khas Daerah : Martabak Bangka, Kwetiau Bangka,
Lempah Kuning, Getas, Rusip, Calok, dll
Tarian Tradisional :
Tari Puteri Bekhusek, Tari Tincak Gambus Bangka Belitung, Tari Taluput
Bangka Belitung
Rumah Adat : Rumah Rakit, Rumah Limas
Senjata Tradisional : Siwarpanjang, Parang Bangka, Kedik
Suku : Suku Melayu (suku bangsa asli), Jawa, Sunda , Bugis, Banten, Banjar, Madura, Palembang, Minang, Aceh, Flores,Maluku, Manado dan Tionghoa (30%)
Bahasa Daerah : Melayu Bangka
Pakaian Adat : Aisan Gede
Identitas Daerah : Flora : Nagasari (Palaquium Rostratum), Fauna : Rusa, Babi, Kancil, Elang, ayam
Alat Musik Tradisional : GENDANG MELAYU (sumber bunyi : Membranofon,DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN ), Gambus, Suling
Julukan : Serumpun Sebalai
Negeri Berpantun
Rumah Adat : Rumah Rakit, Rumah Limas
Senjata Tradisional : Siwarpanjang, Parang Bangka, Kedik
Suku : Suku Melayu (suku bangsa asli), Jawa, Sunda , Bugis, Banten, Banjar, Madura, Palembang, Minang, Aceh, Flores,Maluku, Manado dan Tionghoa (30%)
Bahasa Daerah : Melayu Bangka
Pakaian Adat : Aisan Gede
Identitas Daerah : Flora : Nagasari (Palaquium Rostratum), Fauna : Rusa, Babi, Kancil, Elang, ayam
Alat Musik Tradisional : GENDANG MELAYU (sumber bunyi : Membranofon,DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN ), Gambus, Suling
Julukan : Serumpun Sebalai
Negeri Berpantun
9.Provinsi Bengkulu Ibukota
nya adalah Bengkulu
Makanan Khas Daerah : Oncong-oncong pisang.
Tarian Tradisional : Tari Andun, Tari Bidadari, Tari Ganau
Rumah Adat : Rumah Rakyat
Senjata Tradisional : Keris, Badik, Kuduk, Rudus
Rumah Adat : Rumah Rakyat
Senjata Tradisional : Keris, Badik, Kuduk, Rudus
Lagu Daerah : Lalan Belek
Suku : Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu, Suku Mukomuko, Suku Ketahun, Suku lembak, Suku Enggano, Suku Pasemah, Suku pendatang dll.
Bahasa Daerah : Melayu, Serawai, Rejang, Pasemah, Gumai, Kaur, Lebak
Pakaian Adat : Bengkulu
Identitas Daerah : Flora : Suweg Raksasa (Amorpholia Hallustitanum), Fauna : Beruang Madu (Elartos Malayanus)
Alat Musik Tradisional : DOLL (sumber bunyi :Membranofon ,DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PEMUKUL ), Gong, Serdap, dan Kerilu
Julukan : The Land Of Raflesia
Suku : Suku Rejang, Suku Serawai, Suku Melayu, Suku Mukomuko, Suku Ketahun, Suku lembak, Suku Enggano, Suku Pasemah, Suku pendatang dll.
Bahasa Daerah : Melayu, Serawai, Rejang, Pasemah, Gumai, Kaur, Lebak
Pakaian Adat : Bengkulu
Identitas Daerah : Flora : Suweg Raksasa (Amorpholia Hallustitanum), Fauna : Beruang Madu (Elartos Malayanus)
Alat Musik Tradisional : DOLL (sumber bunyi :Membranofon ,DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PEMUKUL ), Gong, Serdap, dan Kerilu
Julukan : The Land Of Raflesia
10.Provinsi Lampung Ibukota nya adalah Bandar Lampung
Makanan Khas Daerah :
Srawit Lampung, Punyeu Baung, Malbi Hati, Gulai Balak, Gulai Taboh,
Maksuba,dll.
Tarian Tradisional : Tari Jangget, Tari Melinting, Tari Ngelajau, Tari Sembah Lampung, Tari Bedana Lampung.
Rumah Adat : Nuwou Sesat
Senjata Tradisional :Payan, Golok/Candung, Keris/Kekhis, Badik (dan biasanya mekhanai/khagah lampung bila bepergian selalu membawa badik untuk melindungi dirinya dari serangan lawan), Pisau/Lading, Terapang, Beladu
Suku : Pesisir, Pubian, Sungkai,
Semenda, Seputih, Tulang Bawang, Krui Abung, Pasemah, Jawa, Sunda, Batak, Melayu,
Lampung (Sebatin dan Pepadun)
Bahasa Daerah : Lampung (Api dan Nyo)
Pakaian Adat : Kain tapis dan Siger
Identitas Daerah : Flora : Kembang Ashar (Mirabilis Jalapa), Fauna : Gajah (elephas Maximus Sumatranus)
Alat Musik Tradisional : BENDE dan KULINTANG (sumber bunyi :Ideofon ,DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PEMUKUL KHUSUS )
Julukan : Kota Kain Tapis,
Kota Pisang
Bahasa Daerah : Lampung (Api dan Nyo)
Pakaian Adat : Kain tapis dan Siger
Identitas Daerah : Flora : Kembang Ashar (Mirabilis Jalapa), Fauna : Gajah (elephas Maximus Sumatranus)
Alat Musik Tradisional : BENDE dan KULINTANG (sumber bunyi :Ideofon ,DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PEMUKUL KHUSUS )
Julukan : Kota Kain Tapis,
Kota Pisang
11.Provinsi DKI Jakarta Ibukota nya adalah Jakarta
Makanan Khas Daerah : Kerak Telor, Ketoprak Betawi,Daging Asam, Talam Ebi,NasiUlam, Geplak Bakar Betawi, Dodol Betawi, Tauge Goreng, Soto Betawi.
Tarian Tradisional : Tari Ronggeng, Tari Yapong
Rumah Adat : Rumah Kebaya
Senjata Tradisional : Golok
Lagu Daerah :Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung,
Keroncong Kemayoran, Surilang, Terang Bulan,dll.
Suku : Betawi, Jawa, Sunda, dll.
Bahasa Daerah : Betawi
Pakaian Adat : Abang dan None
Identitas Daerah : Flora : salak condet (Salacca Edulis), Fauna : Elang Bondol (Haliastur Indus)
Alat Musik Tradisional : TEHYAN (sumber bunyi : Kordofon ,DIGESEK DENGAN ALAT KHUSUS PADA BAGIAN SENAR/ DAWAINYA SEPERTI MEMAINKAN BIOLA )
Julukan : Kota Metropolitan
Bahasa Daerah : Betawi
Pakaian Adat : Abang dan None
Identitas Daerah : Flora : salak condet (Salacca Edulis), Fauna : Elang Bondol (Haliastur Indus)
Alat Musik Tradisional : TEHYAN (sumber bunyi : Kordofon ,DIGESEK DENGAN ALAT KHUSUS PADA BAGIAN SENAR/ DAWAINYA SEPERTI MEMAINKAN BIOLA )
Julukan : Kota Metropolitan
12.Provinsi Jawa Barat (JABAR) Ibukota
nya adalah Bandung
Makanan Khas Daerah :
Oncom, pepes, Sirpan, siomay Bandung, sate Bandeng, Daging lapis, Pepes Ikan
Majalaya, Sayur Asem,Empal Gentong, Nasi Jamblang, Nasi Lengko,dll.
Tarian Tradisional : Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak, Tari Jaipong
Rumah Adat : Rumah Kasepuhan Cirebon
Senjata Tradisional : Kujang
Lagu Daerah :Bubuy Bulan, Cing
Cangkeling, Es Lilin, Karatagan Pahlawan, Manuk Dadali, Panon Hideung, Peuyeum
Bandung, Pileuleuyan, Tokecang
Suku : 3 suku besar yaitu Sunda (mayoritas), Betawi (wilayah Kota/kab Bekasi, Depok, dan wilayah Utara kabupaten Bogor), Jawa Cirebon, Indramayu dsk.Juga Untuk banten Disana Ada suku Betawi yaitu berapa daerah di Tanggerang.
Bahasa Daerah : Sunda
Pakaian Adat : Jawa Barat
Identitas Daerah : Flora : Gandaria (Boea Macrophylla), Fauna : Macan Tutul (Panthera Pardus Sondaicus)
Alat Musik Tradisional : ANGKLUNG (sumber bunyi : Ideofon , DI GETARKAN DENGAN MENGGUNAKAN TANGAN), Arumba, Calung, Dog-dog, Gamelan Sunda, Kecapi, Suling dan Rebab.
Julukan : Kota Kembang
"Paris Van Java"
Suku : 3 suku besar yaitu Sunda (mayoritas), Betawi (wilayah Kota/kab Bekasi, Depok, dan wilayah Utara kabupaten Bogor), Jawa Cirebon, Indramayu dsk.Juga Untuk banten Disana Ada suku Betawi yaitu berapa daerah di Tanggerang.
Bahasa Daerah : Sunda
Pakaian Adat : Jawa Barat
Identitas Daerah : Flora : Gandaria (Boea Macrophylla), Fauna : Macan Tutul (Panthera Pardus Sondaicus)
Alat Musik Tradisional : ANGKLUNG (sumber bunyi : Ideofon , DI GETARKAN DENGAN MENGGUNAKAN TANGAN), Arumba, Calung, Dog-dog, Gamelan Sunda, Kecapi, Suling dan Rebab.
Julukan : Kota Kembang
"Paris Van Java"
13.Provinsi Banten Ibukota nya adalah Serang
Makanan Khas Daerah : Bubur Ayam Banten, Angeun Lada, nasi
sumsum, balok menes, gemblong, emping,dll.
Tarian Tradisional : Tari Topeng
Rumah Adat : Rumah Badui
Senjata Tradisional : Kujang dan Golok
Lagu Daerah : Dayung Sampan
Suku : Baduy, Sunda, dan Banten
Bahasa Daerah : Sunda, Banyumasan, Jawa
Pakaian Adat : Pakaian Pengantin
Identitas Daerah : Flora : Kokoleceran (Vatica Bantamensis), Fauna : Badak Jawa (Rhinocerus Sondaicus)
Alat Musik Tradisional : GENDANG (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN),Terbang gede, angklung buhun.
Julukan : Kota Santri
Bahasa Daerah : Sunda, Banyumasan, Jawa
Pakaian Adat : Pakaian Pengantin
Identitas Daerah : Flora : Kokoleceran (Vatica Bantamensis), Fauna : Badak Jawa (Rhinocerus Sondaicus)
Alat Musik Tradisional : GENDANG (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN),Terbang gede, angklung buhun.
Julukan : Kota Santri
14.Provinsi Jawa Tengah (JATENG) Ibukota nya adalah Semarang
Makanan Khas Daerah : Lumpia, Ampyang, Nasi Kuning Banjar,
Nasi Gandul, Buntil, Tempe Mendoan, Soto Kudus, Nasi Angkringan, Pecel lele,
dll.
Tarian Tradisional :Tari Bambangan Cakil, Tari Gandrung, Tari Sintren.
Rumah Adat : Padepokan Jawa Tengah.
Senjata Tradisional : Keris.
Lagu Daerah : Gambang Suling, Gek
Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jamuran, Bapak Pucung, Yen Ing Tawang Ono
Lintang, Stasiun Balapan.
Suku : Jawa, Karimun, dan Samin.
Bahasa Daerah : Jawa
Pakaian Adat : Jawa
Identitas Daerah : Flora : Bunga Kantil (Michelia Alba), Fauna : Burung Kepodang (Oriolus Chinensis)
Alat Musik Tradisional : GAMELAN (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS), Rebab, Celempung atau Sitar, dan Suling
Julukan : Kota Lumpia / Kota Jamu
Suku : Jawa, Karimun, dan Samin.
Bahasa Daerah : Jawa
Pakaian Adat : Jawa
Identitas Daerah : Flora : Bunga Kantil (Michelia Alba), Fauna : Burung Kepodang (Oriolus Chinensis)
Alat Musik Tradisional : GAMELAN (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS), Rebab, Celempung atau Sitar, dan Suling
Julukan : Kota Lumpia / Kota Jamu
15.Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta Ibukota nya adalah Yogyakarta
Makanan Khas Daerah : Bapia, Gudeg Jogja, Geplak Bantul,
Ayam Bakar Kalasan,dll.
Tarian Tradisional : Tari Serimpi Sangupati, Tari Bedaya.
Rumah Adat : Bangsal Kencono Dan Rumah Joglo.
Senjata Tradisional : Keris.
Lagu Daerah : Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung, Kidang
Talun, Menthok- menthok, Kupu Kuwi, Jamuran, Caping Gunung, Walang Kekek,
Jangkrik Genggong, Gethuk, Ande-Ande Lumut, Pitik Tukung, Sinom, Te Kate
Dipanah.
Suku : Jawa.
Bahasa Daerah : Jawa
Pakaian Adat : Jogjakarta
Identitas Daerah : Flora : Kepel (Stelechocarpus), Fauna : Burung Perkutut (Geopelia Striata)
Alat Musik Tradisional : GENDANG (sumber bunyi : Ideofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)
Julukan : Kota gudeg, Kota pelajar, Kota Seni dan Budaya
Bahasa Daerah : Jawa
Pakaian Adat : Jogjakarta
Identitas Daerah : Flora : Kepel (Stelechocarpus), Fauna : Burung Perkutut (Geopelia Striata)
Alat Musik Tradisional : GENDANG (sumber bunyi : Ideofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)
Julukan : Kota gudeg, Kota pelajar, Kota Seni dan Budaya
16.Provinsi Jawa Timur (JATIM) Ibukota
nya adalah Surabaya
Makanan Khas Daerah :
Semanggi, Rujak Cingur, Bakso Malang, Tahu Campur Lamongan,
Pecel Tumpang Kediri, Japit Udang Madura, Kue
Lapis Surabaya ,Soto Madura, Sate Ayam Madura,dll.
Tarian Tradisional : Tari Remong, Tari Reog Ponorogo.
Rumah Adat : Rumah Situbondo.
Senjata Tradisional : Clurit.
Lagu Daerah : Keraban Sape, Tanduk
Majeng.
Suku : Jawa, Madura, Tengger, dan Osing.
Suku : Jawa, Madura, Tengger, dan Osing.
Bahasa Daerah : Jawa
dan Madura
Pakaian Adat : Madura
Identitas Daerah : Flora : Bunga Sedap Malam (Polyanthes Tuberusa), Fauna : Ayam Bekisar (Gallus Varius Gallus)
Alat Musik Tradisional : BONANG (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS), Sitar, Gamelan Jawa
Julukan : Kota Pahlawan
Pakaian Adat : Madura
Identitas Daerah : Flora : Bunga Sedap Malam (Polyanthes Tuberusa), Fauna : Ayam Bekisar (Gallus Varius Gallus)
Alat Musik Tradisional : BONANG (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS), Sitar, Gamelan Jawa
Julukan : Kota Pahlawan
17.Provinsi Bali Ibukota nya adalah Denpasar
Makanan Khas Daerah : Be’siap Base Palaleh, Sate Be’Sampe,
Zukut Undis, Ayam Bakar Betutu, Jukut Urap,
Serapah Daging, Kenus Mebase,dll.
TarianTradisional : Tari Legong, Tari Kecak, Tari Pendet.
Rumah Adat : Rumah Gapura Candi Bentar.
Senjata Tradisional : Keris.
Lagu Daerah : Mejangeran, Ratu Anom.
Suku : Bali Aga dan Bali Majapahit.
Bahasa Daerah : Bali dan Sasak
Pakaian Adat : Payas Agung
Identitas Daerah : Flora : Majegau (Dysoxyloum Densiforum), Fauna :Jalak Bali (Leucopsar Rathchildi)
Alat Musik Tradisional : CENGCENG (sumber bunyi : Ideofon , DILETAKKAN DI KEDUA TELAPAK TANGAN KEMUDIAN DITEPUK SEHINGGA SALING BERBENTURAN DAN MENGELUARKAN SUARA), Gamelan Bali.
Julukan : Pulau Dewata
Bahasa Daerah : Bali dan Sasak
Pakaian Adat : Payas Agung
Identitas Daerah : Flora : Majegau (Dysoxyloum Densiforum), Fauna :Jalak Bali (Leucopsar Rathchildi)
Alat Musik Tradisional : CENGCENG (sumber bunyi : Ideofon , DILETAKKAN DI KEDUA TELAPAK TANGAN KEMUDIAN DITEPUK SEHINGGA SALING BERBENTURAN DAN MENGELUARKAN SUARA), Gamelan Bali.
Julukan : Pulau Dewata
18.Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Ibukota nya adalahMataram
Makanan Khas Daerah
: Gecak Sape, Ayam Taliwang,dll.
Tarian Tradisional : Tari Mpaa Lenggogo, Tari Batunganga
Rumah Adat : Rumah Istana Sultan Sumbawa
Senjata Tradisional : Keris
Lagu Daerah : Helele U Ala De Teang, Moree, Orlen-Orlen,
Pai Mura Rame, Tebe Onana, Tutu Koda
Suku : Bali, Sasak, Samawa,
Mata, Dongo, Kore, Mbojo, Dompu, Tarlawi, dan Sumba
Bahasa Daerah : Sasak, Bali, Sumbawa, Bima
Pakaian Adat : Sumbawa
Identitas Daerah : Flora : Ajan Kelincung (Diopsyros Marcrophylia), Fauna : Rusa Timur (Cervus Komodoenci)
Alat Musik Tradisional : SERUNAI (sumber bunyi : Areofon , DITIUP SAMBIL MEMAINKAN NADA DENGAN MENGGUNAKAN JARI PADA LUBANG-LUBANGNYA), Cungklik.
Bahasa Daerah : Sasak, Bali, Sumbawa, Bima
Pakaian Adat : Sumbawa
Identitas Daerah : Flora : Ajan Kelincung (Diopsyros Marcrophylia), Fauna : Rusa Timur (Cervus Komodoenci)
Alat Musik Tradisional : SERUNAI (sumber bunyi : Areofon , DITIUP SAMBIL MEMAINKAN NADA DENGAN MENGGUNAKAN JARI PADA LUBANG-LUBANGNYA), Cungklik.
19.Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Ibukota nya adalahKupang
Makanan Khas Daerah :
Gecak Sape,Petepah Manuk, dll.
TarianTradisional : Tari Perang, Tari Gareng Lameng
Rumah Adat : Rumah Musalaki ,Rumah Mbaru Niang (FLORES)
Senjata Tradisional : Sundu, Kampak< Parang, Saweo, dan Senapan Tumbuk
Lagu Daerah :Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin,
Sonbilo, Tebe Onana, Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina, Bengu
Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila Ruma Radha, Desaku, Flobamora, Potong Bebek Angsa
Suku : Sabu, Sumba, Rote, Kedang,
Helong, Dawan, Tatum, Melus, Bima, Alor, Lie, Kemak, Lamaholot, Sikka,
Manggarai, Krowe, Ende, Bajawa, Nage, Riung, dan Flores
Bahasa Daerah : Alor, Belu, Ende, Larantuka, Manggarai, Ngada, Sikka, Sumba, Sabu, Rote
Pakaian Adat : Nusa Tenggara Timur
Ti’langga merupakan aksesoris dari pakaian adat tradisional untuk pria Rote, Nusa Tenggara Timur. Untuk wanita, biasanya mengenakan baju kebaya pendek dan bagain bawahnya mengenakan kain tenun.
Identitas Daerah : Flora : Kayu Cendana (SantalunmAlbum), Fauna : Komodo (Veranus Komodoensis)
Alat Musik Tradisional : SASANDO (sumber bunyi : Chordofon , DIPETIK DENGAN MENGGUNAKAN JARI PADA SENARNYA), Foi Mere, Keloko, Kinu.
Bahasa Daerah : Alor, Belu, Ende, Larantuka, Manggarai, Ngada, Sikka, Sumba, Sabu, Rote
Pakaian Adat : Nusa Tenggara Timur
Ti’langga merupakan aksesoris dari pakaian adat tradisional untuk pria Rote, Nusa Tenggara Timur. Untuk wanita, biasanya mengenakan baju kebaya pendek dan bagain bawahnya mengenakan kain tenun.
Identitas Daerah : Flora : Kayu Cendana (SantalunmAlbum), Fauna : Komodo (Veranus Komodoensis)
Alat Musik Tradisional : SASANDO (sumber bunyi : Chordofon , DIPETIK DENGAN MENGGUNAKAN JARI PADA SENARNYA), Foi Mere, Keloko, Kinu.
20.Provinsi Kalimantan Barat (KALBAR) Ibukota nya adalah Pontianak
Makanan Khas Daerah : Kue Limpin, Mesbah Ubi Singkong,
Lapis Susu, dll.
Tarian Tradisional : Tari Monong, Tari Zapin Tembung.
Rumah Adat : Rumah Istana Kesultanan Pontianak.
Senjata Tradisional : Mandau.
Lagu Daerah : Cik-Cik Periuk, Cak
Uncang, Batu Ballah, Alok Galing, Tandak Sambas, Sungai Sambas Kebanjiran,
Alon-Alon.
Suku : Kayau, Ulu Aer, Mbaluh,
Manyuke, Skadau, Melayu-Pontianak, Punau, Ngaju, dan Mbaluh
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Tionghoa
Pakaian Adat : Perang
Identitas Daerah : Flora : Tengkawang Tungkul (Shorea Stenoptera), Fauna : Enggang Gading (Rhinoplax Vigil)
Alat Musik Tradisional : TUMA (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN), Gerdek (Seruling Tempurung), dan Sampek (Sejenis gitar)
Julukan : Kota Katulistiwa
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Tionghoa
Pakaian Adat : Perang
Identitas Daerah : Flora : Tengkawang Tungkul (Shorea Stenoptera), Fauna : Enggang Gading (Rhinoplax Vigil)
Alat Musik Tradisional : TUMA (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN), Gerdek (Seruling Tempurung), dan Sampek (Sejenis gitar)
Julukan : Kota Katulistiwa
21.Provinsi Kalimantan Tengah (KALTENG) Ibukota nya adalah Palangkaraya
Makanan Khas Daerah : Kalo-kalo.
Tarian Tradisional : Tari Balean Dadas, Tari Tambun & Bungai, Tari Giring-giring, Tari Kumbang Padang, Tari Kenyak, Tari Baksa Kambang, Tari TAndik Balian
Rumah Adat : Rumah Betang
Senjata Tradisional : Mandau, Lunduk Sumpit, Talawang, Randu(sejenis tombak), Perisai.
Lagu Daerah: Kalayar, Nuluya, Palu Lempong Pupoi, Tumpi
Wayu, Saluang Kitik-kitik, Manasai
Suku : Dayak,Kapuas, Ot Danum,
Ngaju, Lawangan, Dusun, Maanyan, dan Katingan, Taboyan, Bukumpai
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Mandarin
Pakaian Adat : Sinjang ( Barito )
Identitas Daerah : Flora : Tenggaring (Nephelium Lepaceum), Fauna : Kuau Melayu (Poliplectromalacense)
Alat Musik Tradisional : JAPEN (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA), Sampek (sejenis gitar), Gerdek (Seruling Tempurung), Kledi (Kaldei)
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Mandarin
Pakaian Adat : Sinjang ( Barito )
Identitas Daerah : Flora : Tenggaring (Nephelium Lepaceum), Fauna : Kuau Melayu (Poliplectromalacense)
Alat Musik Tradisional : JAPEN (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA), Sampek (sejenis gitar), Gerdek (Seruling Tempurung), Kledi (Kaldei)
22.Provinsi Kalimantan Selatan (KALSEL) Ibukota nya adalah Banjarmasin
Makanan Khas Daerah : Ayam masak hijau, Buah Jinggah, Masak
Habang, AmaparanTatak pisang, Sambal Goreng
Bawak Serentak,dll.
Tarian Tradisional : Tari Baksa Kembang, Tari Radap Rahayu.
Rumah Adat : Rumah Banjar Bubungan Tinggi.
Senjata Tradisional : Keris, Anak Mandau, Beliung, Bujak (Sejenis Tombak), Sumpitan.
Lagu Daerah :Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai,
Saputangan Bapuncu Ampat.
Suku : Ngaju, Laut, Maanyan,
Bakumpai, Bukit, Dusun, Deyah, Balangan, Aba, Melayu, Banjar, dan Dayak.
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Bugis, Banjar
Pakaian Adat : Banjar
Identitas Daerah : Flora : Bunga Katsuri (Mangifera Casturi), Fauna : Bekantan (Nasalis Larvatus)
Alat Musik Tradisional : PANTING (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA), Babun
Julukan : Kota Seribu Sungai
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Bugis, Banjar
Pakaian Adat : Banjar
Identitas Daerah : Flora : Bunga Katsuri (Mangifera Casturi), Fauna : Bekantan (Nasalis Larvatus)
Alat Musik Tradisional : PANTING (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA), Babun
Julukan : Kota Seribu Sungai
23.Provinsi Kalimantan Timur (KALTIM) Ibukota nya adalah Samarinda
Makanan Khas Daerah :
Sanga Cobek Salat, Petah, Ayam Cincane,dll.
Tarian Tradisional : Tari Perang, Tari Gong, TAri Belian Senteyu, Tari Gantar, Tari Hudog.
Rumah Adat : Rumah Lamin.
Senjata Tradisional : Mandau, Bujak, Anak Mandau, Beliung dan Sumpitan
Lagu Daerah : Indung-Indung, Burung Enggang,
Meharit, Sabar'ai, Anjat Manik, Bebilin, Andang Sigurandang
Suku : Ngaju, Otdanum,
Apokayan,Punan, Murut, Dayak, Kutai, Kayan, Punan, dan Bugis, Abal, Bulungan,
Tidung, Kenyah, Berusau.
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Kutai, Banjar
Pakaian Adat : Urang Besunung
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Hitam (Ceologyna Pandurata), Fauna : Pesut Mahakam (Orcaelia Brevirostris)
Alat Musik Tradisional : SAMPE (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA)
Julukan : Kota Tepian
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Kutai, Banjar
Pakaian Adat : Urang Besunung
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Hitam (Ceologyna Pandurata), Fauna : Pesut Mahakam (Orcaelia Brevirostris)
Alat Musik Tradisional : SAMPE (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA)
Julukan : Kota Tepian
24.Provinsi Sulawesi Utara (SULUT) Ibukota
nya adalah Manado
Makanan Khas Daerah : Ayam Rica-Rica, Bubur Manado/Bubur
Tinutuan, Ayam Garo rica, Tuturuga, Cakalang Pampis, Daging Rica-Rica, woku
Belanga, Lalampa, Binte Bilihuta, dll.
Tarian Tradisional : Tari Maengket, Tari Polo-Palo, Tari Cakalele, Tari Biteya, Tari Kalibombang,Tari Tumetanden
Rumah Adat : Rumah Pewaris, dan Rumah Bolaang Mongondow
Senjata Tradisional : Keris, Peda, Perisai, Sabel, Tombak.
Lagu Daerah : Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si
Patokaan, Sitara Tillo, Tahanusangkara.
Suku : Minahasa, Bolaang Mangondow,
Talaud, Gorontalo, Sangir, Ternate, Togite, Morotai, Loda, Halmahera, Tidore,
dan Obi
Bahasa Daerah : Minahasa, Sangir, Talaud
Pakaian Adat : Minahasa
Identitas Daerah : Flora : Longusei (Ficus Minahasae), Fauna : Tangkasi (Tarsius Spectrum)
Alat Musik Tradisional : KOLINTANG (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS)
Julukan : Kota Tinutuan
Bahasa Daerah : Minahasa, Sangir, Talaud
Pakaian Adat : Minahasa
Identitas Daerah : Flora : Longusei (Ficus Minahasae), Fauna : Tangkasi (Tarsius Spectrum)
Alat Musik Tradisional : KOLINTANG (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS)
Julukan : Kota Tinutuan
25.Provinsi Sulawesi
Barat (SULBAR) Ibukota nya adalah Kota Mamuju
Makanan Khas Daerah :
-
Kecil Lainnya.
Tarian Tradisional : Tari Patuddu, Tari Kondo Sapata, Tari Kipas.
Rumah Adat : Rumah Mandar
Senjata Tradisional : -
Lagu Daerah : Bulu Londong, Malluya, Io-Io,
Ma'pararuk
Suku : Mandar, Toraja, Bugis,
Jawa, Makassar, dll.
Bahasa Daerah : Mandar, Bugis, Toraja, Makassar
Pakaian Adat : Sulawesi Barat
Identitas Daerah : Flora : Pohon Lontar (Borassus Flabellifer), Fauna : Kerbau Belang (Bubalus Bubalis)
Alat Musik Tradisional : KECAPI (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA)
Bahasa Daerah : Mandar, Bugis, Toraja, Makassar
Pakaian Adat : Sulawesi Barat
Identitas Daerah : Flora : Pohon Lontar (Borassus Flabellifer), Fauna : Kerbau Belang (Bubalus Bubalis)
Alat Musik Tradisional : KECAPI (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA)
26.Provinsi Sulawesi Tengah (SULTENG) Ibukota
nya adalah Palu
Makanan Khas Daerah : Kaledo.
Tarian Tradisional : Tari Lumense, Tari Peule Cinde, Tari Torompio,Tari Dero Poso, Tari Mamosa, Tari Kalanda.
Rumah Adat : Rumah Tambi
Senjata Tradisional : Pasatimpo, Tombak Kanjae / Surampa (ujungnya berbentuk trisula), Parang, Tombak, Pisau, Perisai dan Sumpitan
Lagu Daerah : Tondok Kadadingku, Tope
Gugu, Tumpiwanyu.
Suku : Buol, Toli-toli, Tomini,
Dompelas, Kaili, Kulawi, Lore, Pamona, Suluan, Mori, Bungku, Balantak, Banggai,
dan Balatar
Bahasa Daerah : Balantak, Banggai, Bungku, Buol, Kailli, Pamona, Lore, Moli, Toli-toli, Tomini.
Pakaian Adat : Kulavi ( Donggala )
Identitas Daerah : Flora : Pohon Ebony (Diospyros Celebia) ,Fauna : Burung Maleo ( Macrolephalon Maleo)
Alat Musik Tradisional : GANDA (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)
Bahasa Daerah : Balantak, Banggai, Bungku, Buol, Kailli, Pamona, Lore, Moli, Toli-toli, Tomini.
Pakaian Adat : Kulavi ( Donggala )
Identitas Daerah : Flora : Pohon Ebony (Diospyros Celebia) ,Fauna : Burung Maleo ( Macrolephalon Maleo)
Alat Musik Tradisional : GANDA (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)
27.Provinsi Sulawesi Tenggara (SULTRA) Ibukota nya adalah Kendari
Makanan Khas Daerah :
Sasate Nangka,dll.
Tarian Tradisional : Tari Modinggu, Tari Balumpa, Tari Lumense, Tari Manguru, Tari Molulo, Tari Lantitiasi, Tari Kolega
Rumah Adat : Rumah Istana Buton dan Laikas
Senjata Tradisional : Keris, Pedang, Tombak, dan Sumpitan
Lagu Daerah : Peia Tawa-Tawa, Ma
rencong-rencong, Indo Lugo
Suku : Mapute, Mekongga, Landawe,
Tolaiwiw, Tolaki, Kabaina, Butung, Muna, Bungku, Buton, Muna, Wolio, Moronene,
Wononii, Kulisu, Laki, dan Bugis
Bahasa Daerah : Bunku-Laki, Muna-Butung
Pakaian Adat : Babung Ginasamani
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Serat ( Dendrobium Utile) ,Fauna : Anoa
(Anoa Depressicomis)
Alat Musik Tradisional : LADO-LADO (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS)
Bahasa Daerah : Bunku-Laki, Muna-Butung
Pakaian Adat : Babung Ginasamani
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Serat ( Dendrobium Utile) ,Fauna : Anoa
(Anoa Depressicomis)
Alat Musik Tradisional : LADO-LADO (sumber bunyi : Ideofon , DIPUKUL DENGAN MENGGUNAKAN PEMUKUL KHUSUS)
28.Provinsi Sulawesi Selatan (SULSEL) Ibukota
nya adalah Makassar
Makanan Khas Daerah : Coto Makassar, Palu Konro, Palu Basa,
Nasu Likku, sop Konro,Baronang Bakar, Kapurung, Pallu
Mara Cakalang, Barobbo, Barongko, dll.
Tarian Tradisional : Tari Bosara, Tari Kipas, Tari Bissu, Tari Ma'gellu, Tari Pakarena, Tari Kalioso
Rumah Adat : Rumah Tongkonan.
Senjata Tradisional : Badik, Peda, Sabel, Tombak, dan Perisai
Lagu Daerah : Angin Mamiri, Pakarena, Sulawesi
Parasanganta, Ma Rencong.
Suku : Mandar, Bugis, Toraja,
Sa’dan, Bugis, dan Makassar.
Bahasa Daerah : Bugis, Makssar, Mandar, Toraja
Pakaian Adat : Toraja
Identitas Daerah : Flora : Pohon Lontar (Borassus Flabellifer), Fauna : Kerbau Belang (Bubalus Bubalis)
Alat Musik Tradisional : KESO-KESO (sumber bunyi : Chordofon , DIGESEK PADA BAGIAN SENAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT KHUSUS), Alosu, Anak Becing, Basi-basi, Talindo dan Puwi-puwi.
Julukan : Kota Daeng
Bahasa Daerah : Bugis, Makssar, Mandar, Toraja
Pakaian Adat : Toraja
Identitas Daerah : Flora : Pohon Lontar (Borassus Flabellifer), Fauna : Kerbau Belang (Bubalus Bubalis)
Alat Musik Tradisional : KESO-KESO (sumber bunyi : Chordofon , DIGESEK PADA BAGIAN SENAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT KHUSUS), Alosu, Anak Becing, Basi-basi, Talindo dan Puwi-puwi.
Julukan : Kota Daeng
29.Provinsi Gorontalo Ibukota nya adalah Gorontalo
Makanan Khas Daerah : Ayam Panggang llolabu, Binte Biluhuta
(Bubur Jagung), Ilabulo, Ayam Bakar Iloni, dll
Tarian Tradisional : Tari Paule Cinde, Tari Polo Palo, Tidi Lopolopalo, Tari Saronde, Tari Padupa, dll
Rumah Adat : Rumah Dulohupa dan Rumah Pewaris
Senjata Tradisional :Badik, Wamilo, Sabele (Parang)
Lagu Daerah : Hulondalo li Pu'u , Bulalo Lo Limutu , Wanu
Mamo Leleyangi
Suku : Gorontalo, Atinggola, Suwawa,
Manado, Polahi
Bahasa Daerah : Atinggola, Gorontalo, Mongondow, Suwawa
Pakaian Adat : Sundi, Biliu
Identitas Daerah : Flora : Gofasa, Gupasa (Vitex Cofassus), Fauna : -
Alat Musik Tradisional : GANDA (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)
Bahasa Daerah : Atinggola, Gorontalo, Mongondow, Suwawa
Pakaian Adat : Sundi, Biliu
Identitas Daerah : Flora : Gofasa, Gupasa (Vitex Cofassus), Fauna : -
Alat Musik Tradisional : GANDA (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN)
30.Provinsi Maluku Ibukota nya adalah Ambon
Makanan Khas Daerah : Palai Badar, Dabu-Dabu Sesi, Tumis
Bunga Pepaya, Saba’au Sopek Odheng, dll.
Tarian Tradisional : Tari Lenso, Tari Cakalele, Tari Perisai
Rumah Adat : Rumah Baileo
Senjata Tradisional : Parang Salawaku
Lagu Daerah :Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka
Pintu, Burung Tantina, Goro-Gorone, Huhatee, Kole-Kole, Mande-Mande, Ole Sioh,
O Ulate, Sarinande, Tanase, Sayang Kene.
Suku : Buru, Banda, Seram, Kei, Ambon,
Rana, Alifru, Togitil, Furu-furu
Bahasa Daerah : Banda, Buru, Furu, Aru, Kei, Kaisar, Larat, Leti, Moa, Tanimbar, Seram dan Roma
Pakaian Adat : Maluku
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Larat (Dendrobium Phalaenopsis), Fauna : Nuri Raja (Alisterus Amboinensis)
Alat Musik Tradisional : NAFIRI (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN), Floit, Tifa, Tifa Totobuang, Sangka.
Bahasa Daerah : Banda, Buru, Furu, Aru, Kei, Kaisar, Larat, Leti, Moa, Tanimbar, Seram dan Roma
Pakaian Adat : Maluku
Identitas Daerah : Flora : Anggrek Larat (Dendrobium Phalaenopsis), Fauna : Nuri Raja (Alisterus Amboinensis)
Alat Musik Tradisional : NAFIRI (sumber bunyi : Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN), Floit, Tifa, Tifa Totobuang, Sangka.
Julukan : Kota Ambon
Manise
31.Provinsi Maluku Utara Ibukota
nya adalah Ternate sekarangSofifi
Makanan Khas Daerah :
Popede (sagu), Ketam Kenari, Halua Kenari, Bagea.
Tarian Tradisional : Tari Lenso, Tari Dana-Dana, Tari Nabar Ilaa, Tari Perang, Tari Ronggeng
Rumah Adat : Rumah Baileo.
Senjata Tradisional : Parang Salawaku dan tombak.
Lagu Daerah :
Barero, Sarinande, Burung Kakak Tua.
Suku : Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, Bacan, Module, Pagu, Makian Barat, Kao, Buli, Patani
Bahasa Daerah : Bacan, Damar, Balela, Fayo, Loda, Moba, Morotai, Obi, Sula, Taliabu, Ternate, Tobelo
Pakaian Adat : Maluku
Identitas Daerah : Flora : Cengkeh (Syzygium Aromaticum), Fauna : Burung Bidadari (Bidadari Bird)
Alat Musik Tradisional : FU (sumber bunyi : Aerofon , DITIUP SERTA DIKENDALIKAN OLEH TELAPAK TANGAN SEBAGAI PENGATUR SUARA)
Suku : Halmahera, Obi, Morotai, Ternate, Bacan, Module, Pagu, Makian Barat, Kao, Buli, Patani
Bahasa Daerah : Bacan, Damar, Balela, Fayo, Loda, Moba, Morotai, Obi, Sula, Taliabu, Ternate, Tobelo
Pakaian Adat : Maluku
Identitas Daerah : Flora : Cengkeh (Syzygium Aromaticum), Fauna : Burung Bidadari (Bidadari Bird)
Alat Musik Tradisional : FU (sumber bunyi : Aerofon , DITIUP SERTA DIKENDALIKAN OLEH TELAPAK TANGAN SEBAGAI PENGATUR SUARA)
32.Provinsi Papua Barat Ibukota nya adalah Kota Manokwari
Makanan Khas Daerah :
Papeda, Sop Hapire, Aunu Kerang, dll.
Tarian Tradisional : Tari Selamat Datang, Tari Musyoh
Rumah Adat : Rumah Honai.
Senjata Tradisional : Panah.
Lagu Daerah : Apuse, Yamko Rambe Yamko.
Suku : Mey Brat, Arfak, Asmat, Dani,
dan Sentan.
Bahasa Daerah :
Pakaian Adat : Serui
Identitas Daerah : Flora : Matoa (Pometia Pinnata) Fauna :-
Alat Musik Tradisional : GUOTO (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA)
Bahasa Daerah :
Pakaian Adat : Serui
Identitas Daerah : Flora : Matoa (Pometia Pinnata) Fauna :-
Alat Musik Tradisional : GUOTO (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA)
33.Provinsi Papua Ibukota nya adalah Jayapura
Makanan Khas Daerah : Papeda, Sop Hapire, Aunu Kerang, dll.
Tarian Tradisional : Tari Selamat Datang,Tari Musyoh, Tari Perang, Tri Selamat Datang
Rumah Adat : Rumah Honai.
Senjata Tradisional : Pisau Belati, Busur dan Panah.
Lagu Daerah :
Apuse, Yamko Rambe Yamko
Suku : Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati.
Bahasa Daerah : Dera, Kaure, Kentuk Bresi, Mann, Morwap, Molof, Mooi, Tobati, Senggi, Sentani
Pakaian Adat : Asmat
Identitas Daerah : Flora : Matoa (Pometia Pinnata) Fauna : Burung Cendrawasih ( Seleucidis Melanoleucus)
Alat Musik Tradisional : TIFA (sumber bunyi : Kordofon , Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN), Atowo, Totobuang.
Suku : Sentani, Dani, Amungme, Nimboran, Jagai, Asmat, dan Tobati.
Bahasa Daerah : Dera, Kaure, Kentuk Bresi, Mann, Morwap, Molof, Mooi, Tobati, Senggi, Sentani
Pakaian Adat : Asmat
Identitas Daerah : Flora : Matoa (Pometia Pinnata) Fauna : Burung Cendrawasih ( Seleucidis Melanoleucus)
Alat Musik Tradisional : TIFA (sumber bunyi : Kordofon , Membranofon , DITEPUK DENGAN MENGGUNAKAN TELAPAK TANGAN), Atowo, Totobuang.
LATEST POSTS
-
Pada kali ini saya akan membahas tentang cara mengaktifkan dan menonaktifkan Deep Freeze sebelum kita masuk ke dalam inti pembahasan saya a...
-
Kebanyakan orang panik ketika data yang berada di dalam fashdisk atau SD card terformat atau terhapus baik itu karena virus mapun terform...
Featured Post
10 JENIS TANAMAN OBAT DAN MANFAATNYA
10 Jenis Tanaman Obat Keluarga Dan Manfaatnya Tanaman obat keluarga atau kita biasa mengenalnya dengan sebutan TOGA adalah tanaman yan...
Search This Blog
Andryan. Powered by Blogger.